Akhir-akhir ini kata-kata “move
on” populer luar biasa. Nggak di TV, di radio, di majalah, di lingkungan
sekitar, kita sering banget dengar kata-kata ini. Asal kata dari bahasa
Inggris, yang menurut saya pribadi sih nggak ada serapan bahasa Indonesia yang
pas, yang mampu mewakili makna “Move On”.
This image took from austinmccann.com |
Nah, kalau diperhatikan, “move
on” biasanya diucapkan sama sahabat atau orang terdekat yang sudah geregetan melihat
kamu yang mengalami gejala berikut :
- Patah hati akibat diputusin, atau ditinggal pacar selingkuh, atau ditinggal pacar kawin, atau ditinggal pergi selamanya.
- Nangis dimana-mana. Nggak di kamar, di WC, di angkot, di mobil, dimana-mana deh pokoknya. Nggak peduli kamu mau cowok atau cewek. Kelakuannya nggak jauh beda.
- Curhat berlebihan, dan isi curhatannya yang itu-itu saja.
- Galau sampai kebanyakan ngelamun dan menyebabkan timbulnya syndrom ayam sakit bagi si penderita kegalauan tersebut. Lemah, letih, lesu, tak bergairah.
- Marah-marah terus, hingga semua kena efeknya. Siapapun dimarahin, tanpa pandang bulu.
- Nggak pedulian sama lingkungan sekitar. Merasa seolah dirinya adalah manusia paling menderita di muka bumi. Kalau ada orang lain yang lebih menderita, maka kamu hanya menganggap orang tersebut akting belaka.
- Ngehang. Nah...ini yang sudah kronis. Perlu masuk UGD. Unit Gangguan Djiwa :D
Gejala di atas nggak berurut. Saya
hanya mengejawantahkan saja hal-hal yang kebetulan berlarian di benak dan
pikiran saya.
Dear, urusan putus cinta memang
bisa dikatakan sebagai urusan paling berat dari segala urusan yang ada di dunia.
Kenapa?
Karena disitu yang terlibat
adalah hati. Dimana hati adalah sesuatu yang abstrak, namun bisa mengendalikan
emosi, ego, superego, pikiran, perasaan hingga terinterkoneksi ke jiwa dan raga. Kalau
hati sudah terganggu dan tidak nyaman, maka pikiran pun jadi melayang tak tentu
arah.
Bisa jadi, akibat putus cinta kamu merasakan hati kamu teramat sangat sakit. Sialnya,
hanya kamu yang bisa merasakan. Orang lain NGGAK. Sesimpatik-simpatiknya orang
sama kamu, segimanapun perhatian orang lain ke kamu, tetap saja mereka nggak
bisa merasakan secuil pun yang kamu rasakan. Meskipun kamu sudah membaginya
dengan curhat penuh emosi dan berapi-api hingga mulutmu berbusa. Ketika menyadari hal ini, maka tanpa sadar perasaan sedih berkepanjangan atau bahkan dendam membara yang terus
tersulut oleh panasnya hati mencuat ke permukaan.
Sebagai manusia, tentunya punya
hasrat untuk membalas dendam. Manusiawi lah ya....minimal, nonjok orang yang
sudah membuat hati sakit dan mempermainkan perasaan. Kalau tak pandai-pandai
mengekangnya, maka bisa terjadi malapetaka. Contohnya seperti yang baru-baru
ini gencar diberitakan di televisi. Ada remaja yang dengan kejam membunuh
mantan pacarnya karena dirinya belum bisa move
on.
Well...move on memang bukan perkara mudah guys. Karena otak dan hati
manusia nggak bisa di reset secara otomatis. Manual aja susah apalagi otomatis
coba? Maka klise banget kalau ada orang yang bilang, “Move on itu gampang kok.” Lantas belagak nggak peduli dengan mengatakan, "I'm okay.". Hmm...Saya yakin orang yang ngomong gitu
justru sedang menyembunyikan perasaannya sendiri. He/she said that they don't care, but deep inside, I'm sure it hurts.
This image took from untukseseorang.com |
Meskipun sulit, Move on tetap wajib dicoba, sebelum kamu
terkena galau syndrome makin parah, hingga akhirnya malah merusak diri kamu dan
menyakiti orang-orang terdekat kamu. Mereka yang sebenernya sangat care sama
kamu, tapi lama-lama enek menghadapi kelakuan
kamu yang “bak ayam sakit.” Siapa yang tahan?
Sedikit tips buat yang pengen move on dan yang sudah mencoba tapi
belum berhasil move on:
- Yakini bahwa segala rasa kehilangan dan sakit hati itu bisa disembuhkan oleh waktu. Selama waktu masih berlalu dan bergulir, maka rasa sakit hati dan kehilangan pasti bisa terobati.
- Berhenti stalker-in facebook, twitter, instagram, path, atau media sosial lainnya hanya untuk memantau kelakuan mantan kamu. Karena makin kamu ulik, maka semakin kamu sakit.
- Hapus semua yang dapat mengingatkan kamu tentang masa lalu. Love letter, email rayuan gombal, history whatsapp/bbm/line/media chat lainnya, buang semua. Dan jangan sisakan. Tapi kalau mantan kamu pernah ngasih barang berharga, jangan dibuang. Jual saja, lebih bermanfaat dan menghasilkan. Hehehe...
- Ingat bahwa nggak satupun masa lalu yang bisa jadi pedoman hidup kamu di masa depan. Nggak satupun. Yang menentukan keberhasilan kamu adalah kamu yang sekarang. Masa lalu nggak lebih dari spion yang sesekali saja dilihat, supaya kamu nggak nabrak.
- Terus perbaiki diri. Sehingga akhirnya kamu sadari bahwa bukan kamu yang tak pantas untuknya, melainkan dia yang tak pantas untukmu.
- Percayai hal ini : Stoknya Tuhan tuh banyak. Nggak cuma satu dua. Kalau Tuhan mampu menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi, juga galaksi dengan sedemikian lengkap dan indahnya, masa iya Tuhan nggak mampu menciptakan stok yang indah dan menakjubkan untuk kamu?
Tapi....stok
yang berkualitas seperti itu hanya bisa kamu dapatkan kalau kamunya juga
berkualitas. Kalau kamunya nggak mau move-on,
nggak memperbaiki diri, dan masih setia bertengger di kelas “ece-ece”, mana mungkin Tuhan kasih
salah satu stok terbaiknya buat kamu? Inget lho...segala yang diciptakan di
muka bumi ini berpasangan, dan semua pasangan tersebut sejatinya sekufu.
Selaras, serasi, setimbang.
Dan satu lagi...hanya orang-orang sabarlah yang jadi juaranya.
So, mungkin statement saya ini bisa mewakili :
“MOVE ON itu (tidak)
mudah, tapi (bisa) dilewati”