Search This Blog

Thursday, July 9, 2015

Bertualang ke Gunung Kidul



Pantai Indrayanti

Pantai pertama yang kami singgahi adalah pantai Indrayanti. Tadinya mau nyari ketenangan disitu sambil minum es kelapa muda. Tapi....rame bangeeet...OMG!

Pantai Indrayanti
Suasana dan pemandangannya mirip-mirip Tanah Lot di Bali. Bedanya disini nggak adaS jampi-jampi ataupun mantra kalau kita mau menyusuri pantai :D


Hanya bertahan 10 menit, kami lanjut lagi ke pantai berikutnya. Pantai Kukup. Tadinya sih mau ke Pantai Jogan. Tapi ternyata jauuuhh....jadi deh kami ngadem di Pantai Kukup saja.






Lumayan lah. Menikmati pantai sambil makan rambutan, manggis, dan cemilan yang dibeli Teh Iva dalam perjalanan tadi. Nunggu sunset yang sore ini ditutup awan kelabu. Bercengkrama sambil bercanda, melepas lelah juga rutinitas sehari-hari. Di Bandung nggak bakalan deh bisa begini (ya iyalah, nggak ada pantai di Bandung).


Adzan maghrib memanggil kami, dan mengingatkan untuk kembali ke Yogyakarta. Esok hari perjalanan dilanjutkan ke Pekalongan (acara utama kami). Sebelum pulang, kami menyempatkan diri makan Gudeg Ibu Widodo di Wijilan. Rasanya enak, dan porsinya gede banget buat saya. Terus mampir lagi ke Bakpia Pathuk 25 beli oleh-oleh.

Kami pakai mobil lebih dari 12 jam. Saya kira bakal kena charge lagi karena kelebihan jam. Tapi ternyata, sama Mas Agung dibebaskan aja. Silakan pakai sepuasnya. Gitu. Dihargain tetap Rp. 300ribu rupiah saja. Makanya highly recommended deh. Kondisi mobilnya baru, supirnya juga nyetirnya nyaman, nggak sradak sruduk. Mas Agung sebagai pemilik mobil juga ramah banget. 

Nanti deh ya di postingan tips & trik saya masukin nomernya Mas Agung ini. 

Satu Quotes dari saya :

Ketika kamu bepergian dengan sahabat yang menyenangkan, sesederhana apapun hal yang kau lihat, maka akan terasa hangat dan menakjubkan. Waktu pun berlalu tanpa terasa, hingga akhir perjalanan yang kau rasakan adalah rasa lega dalam dada. Tapi jika kau bepergian dengan orang yang moody dalam perjalanan, yang memilih meninggalkanmu karena dia merasa lelah juga mementingkan diri sendiri, maka seindah apapun bumi yang kau pijak, akan terasa hampa. Karena yang kau pikirkan bukan lagi perjalanan yang indah, melainkan perjalanan pulang yang seolah tak kunjung datang.

No comments:

Post a Comment