Tulisan saya mengenai Kamojang Hill Bridge sebelumnya pernah diterbitkan oleh inindonesiaku.com , yang bisa dilihat disini
Tapi nggak ada salahnya ya, karena mengandung informasi, maka saya akan repost disini, dengan bahasa dan foto yang berbeda.
Kamojang Hill Bridge |
"Si Kuning” yang melintang di jalur Cukang Monteng ini terletak dekat
dengan Garut, namun secara geografis masuk ke dalam wilayah Ibun, Kabupaten
Bandung. Terakhir saya melewatinya di pertengahan tahun 2015, jembatan tersebut
sama sekali belum terlihat bentuknya. Baru konstruksinya saja yang dimulai
dengan meratakan tanah dan pondasi. Sekarang, warna kuning cerah jembatan yang
dinamakan “Kamojang Hill Bridge” ini menjadi magnet tersendiri bagi para
bikers, penggemar touring, dan pelancong yang ingin mengunjungi kawah abadi di
kawasan Kamojang.
Kamojang Hill Bridge |
Kamojang Hill Bridge ini dapat
anda capai melalui tiga jalur alternatif, yaitu melalui Keluar Tol Cileunyi -
Rancaekek - Cicalengka - Garut – Samarang – Kamojang. Jalur kedua melalui
Keluar Tol Moh. Toha/Tol Buah Batu - Baleendah - Ciparay -Majalaya - Paseh -
Kamojang. Sedangkan jalur ketiga, setelah keluar tol Cileunyi - Rancaekek -
Majalaya, Paseh - Ibun - Kamojang. Saya sendiri biasanya melewati jalur ketiga
ini. Jalur yang biasanya digunakan sebagai jalur alternatif saat mudik lebaran,
selain jalur Cijapati.
Pokoknya banyak jalan menuju Kamojang. Karena saya hampir setiap hari melakukan perjalanan Bandung-Kamojang, saya sampai hafal semua jalan menuju tempat ini. Driver Kantor, Pak Dayat yang selalu memberi tahu dan melakukan eksperimen terhadap jalur baru. Sehingga setiap kali ke Kamojang, saya akan memilih jalur berdasarkan jam demi menghindari macet. Ini dia driver yang selalu bereksperimen :
Jalur kedua dan ketiga menuju
Kamojang memang lebih menantang jika dibandingkan dengan jalur pertama. Jalan
terjal, sempit, dan berliku menjadi tantangan tersendiri buat para pengendara. Tanjakan
Monteng pun cukup terkenal sebagai tanjakan yang paling mematikan di daerah
tersebut. Namun, segala kesulitan itu terbayar ketika kita melihat pemandangan
di kanan kiri jalan. Gunung Kamojang menjulang gagah, hamparan sawah yang luas
membentang dengan tatanan terasering berundak laiknya tangga yang menghubungkan
antara kaki gunung dengan puncak Kamojang.
Jalur di jalan baru Kamojang - Cukang Monteng |
Hutan Kamojang |
Saat itu, pukul empat sore saya
melewati jembatan ini. Sinar mentari yang lembut menyorot tepat di lengkungan
tiang Kamojang Hill Bridge. Memberikan kiasan warna yang menawan dan
berkilauan. Hutan hijau nan lebat di sekitarnya nampak kontras dengan warna
Kuning jembatan Kamojang. Membuatnya bersinar sekaligus gagah perkasa di tengah
alam yang rimba.
Irish, model sore itu :D |
Kalau anda ingin merasakan
ketenangan dengan berkunjung ke tempat wisata yang disediakan Tuhan, di kawasan
ini terdapat 6 kawah abadi kebanggaan masyarakat Garut. Nama kawah tersebut
unik, seperti Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, Kawah Nirwana, Kawah Manuk, Kawah
Cibuliran dan Kawah Kamojang. Diantara keenam kawah tersebut, Kawah Hujan dan
Kawah Kereta Api (Geyser) menjadi objek yang paling diminati wisatawan.
Meskipun kawah lainnya pun tak kalah indahnya. Jangan khawatir biaya masuk
kawah tersebut. Hanya dengan Rp 5.000,00 saja, ada bisa menikmati sauna alami
dan berendam air panas di kawasan geothermal.
Ayo, tunggu apalagi untuk main ke
Kamojang? Wisata alam kebanggaan Garut, anugerah manis dari Tuhan yang
diberikan pada rakyat Indonesia.