Saya lagi nggak membahas soal orang mendadak jadi penjahat demi bayar
uang SPP lho ya. Saya hanya "mendeskripsikan" suatu hal yang jadi
manner, budaya, atau memang sudah menjadi penyakit kronis mahasiswa
jaman sekarang.
"Mencontek saat ujian"
Bukankah mereka bayar uang SPP hanya untuk jadi penjahat?
Kalau saya pribadi berpendapat bahwa, mahasiswa yang nyontek saat ujian jauh lebih jahat daripada para koruptor.
Analoginya seperti ini : Mahasiswa itu kan generasi penerus bangsa.
Dimana secara Etimologi "Maha=Besar, tinggi, " dan "Siswa=Murid"
artinya murid yang mempunyai kedudukan tertinggi. Kalau di dunia yang
idealis macam kampus saja golongan ini sudah berani nyolong2,
"menghalalkan" segala cara untuk dapat nilai bagus. Nggak peduli kalau
dia sudah membohongi orang tua, ngadalin dosen, dan yang utama,
MEMBOHONGI DIRINYA SENDIRI.
Maka bukan tidak mungkin, golongan
ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk jadi koruptor yang super
keren. Jauh lebih pinter mengerat.
Karena dari jaman dia jadi mahasiwa kelakuannya Licin seperti belut, licik seperti ular, demi sebuah prestise : IPK TINGGI.
Apalagi sekarang jamannya smartphone. Nggak jaman tuh nyonteknya nanya2
ke temen. Tinggal buka handphonenya, nyolek shortcutnya mbah google,
maka tampillah segala informasi yang diinginkan.
Ngelus dada. Kemajuan teknologi yang justru disalah gunakan.
Menurut pandangan saya, orang yang nyontek bakal kena batunya kok.
Misalkan nggak kena sekarang, ya nanti pasti kena. Karena meskipun
pengawas ujian nggak tahu, Allah tahu. Ada CCTV besar yang maha canggih
terpasang di depan, belakang, samping kanan dan samping kiri kita.
Sudah nggak jaman lagi tuh istilah "Jujur maka hancur." Sekarang
tanamkanlah pada diri sendiri, Jujur adalah pangkal dari segala
keberhasilan.