# Masjid Agung Semarang
Suatu pagi di bulan Ramadhan,
saya sudah bersiap-siap menuju Bandara Husein Sastranegara. Tujuan saya kali
ini...Semarang! Whoaa...setelah sekian lama ditugaskan di Indonesia Bagian
Timur, kini bisa menginjakkan kaki lagi di Semarang merupakan sebuah kesenangan
tersendiri. Buat saya yang dilahirkan di Jawa Tengah, Semarang seperti
Hometown. Seluk beluk kotanya memang tidak sefamiliar Jogja, namun keramahan
masyarakatnya tidak jauh berbeda dengan Kota Gudeg itu.
Saya terbang dengan Merpati,
Pesawat dengan jenis M60 yang dapat memuat sekitar 52 orang. Karena salah
memilih seat, saya duduk di kursi 3A, tepat di sebelah baling-baling. Agak
takut saat hendak lepas landas, karena memang saya jarang sekali naik pesawat
kecil. Kalau dihitung, sejak saya pertama kali terbang, ini ketiga kalinya saya
naik pesawat kecil.
Baling-baling Pesawat Merpati M-60 |
Semarang from top |
Penerbangan ke Semarang ditempuh
kurang lebih satu jam, dan kami mendarat dengan mulus di Bandara Ahmad Yani.
Bersama salah seorang teman, saya langsung menuju Hotel Horison Semarang untuk
Check in. Kamar masih penuh, sehingga kami harus menunggu. Akhirnya kami
menitipkan barang, dan langsung menyetop taksi tepat di depan hotel. Saya minta
pada supir untuk mengantarkan kami berkeliling Semarang. Sesuai dengan petunjuk
pak Supir, maka tujuan pertama kami adalah : Masjid Agung Semarang.
Sebuah Masjid yang terkenal
dengan payung besarnya, yang mengingatkan kita pada Masjid Nabawi di Tanah
Suci. Sayangnya saat kami kesana, payung sedang ditutup. Biasanya,
payung-payung tersebut dibuka saat shalat Jumat, atau pada saat maghrib di bulan
ramadhan. Tidak apa, yang penting bisa sujud dan shalat dzuhur serta ashar di
Masjid Agung ini.
Masjid Agung Semarang, photo by Arum Silviani |
Saat kami masuk ke dalam bangunan masjid ini, langsung terasa sejuk, bersih, dan sangat terawat. Gema adzan berkumandang syahdu, kemudian lantunan bacaan Al-Quran pun menambah suasana khidmat di masjid ini. Selesai shalat, salah seorang kyai memberikan wejangan dengan bahasa jawa kromo inggil. Sedikit banyak saya mengerti kalimat yang beliau sampaikan. Intinya, sebagai manusia bersikaplah legowo (lega), dalam menerima takdir dan keputusan Allah SWT. Selebihnya, kita harus berusaha dan berdoa dalam setiap langkah agar berkah selalu menaungi kehidupan kita. Mendengar kalimat kyai tersebut, tak terasa mata pun berkaca-kaca. Kalimatnya sederhana, diucapkan dengan sederhana pula, namun menyentuh hingga merasuk ke dalam sukma.
Sebagai informasi, Masjid Agung Semarang ini terletak di Jl. Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Kurang lebih 10 menit perjalanan dari Simpang Lima Semarang. Luas lahannya sekitar 10 hektar, dan luas bangunannya kurang lebih 7.669 meter persegi. (Sumber : seputarsemarang.com). Jika dilihat dari bangunannya, masjid tersebut bergaya aksitektur yang memadukan unsur Jawa Tengah dan Yunani. Makanya, keren kan?
Tampak depan Masjid Agung Semarang |
Cuaca panas di luar masjid membuat saya tidak tahan berdiri lama-lama di areal payung Masjid Agung. Padahal sudah pakai kaus kaki lho...walhasil ya foto-fotonya hanya segini. Betapapun panasnya, kami tetap mengagumi keindahan dan keagungan Masjid ini. Recommended banget buat yang berkunjung ke Semarang untuk mampir ke Masjid ini. Singsingkan lengan baju, basuh wajah, kepala, hidung, telinga, tangan dan kakimu, lalu bersujudlah.
No comments:
Post a Comment