Keraguan
memang seringkali muncul. Awalnya dari alam bawah sadar, lalu mencuat,
tumbuh bak penyakit yang menjamur dalam benak. Menggerogoti kalbu,
menyelipkan resah, membisikkan kata "jika".
Jika begini maka begitu. Jika kesana maka kesitu. Padahal semuanya belum tentu. Semua masih kelabu.
Lalu siapa sih yang pingin ragu?
Siapa pula yang senang memelihara keraguannya?
Membiarkannya menelikung tubuh, menghimpit nafas, menyulitkan tidur, dan menyesakkan dada.
Sungguh tidak ada, kawan.
Baiknya, lemparkanlah jauh-jauh keraguan itu.
Pasang tembok keyakinan setinggi-tingginya untuk menghalangi kembalinya si keraguan.
Cari kepastian dalam janjiNya.
Lakukan, apa yang seharusnya kau lakukan,
sambil berucap,
Hasbunallah wa ni'mal wakiil, Ni'mal mawla wa ni'man nashir.