|
Gunung Slamet (Sumber : tripadvisor.in) |
Pulang Kampuuunggg!!!
Kenapa saya bilang pulang
kampung?
Karena bapak ibu saya orang
Purwokerto asli.
Sekedar informasi, saya pernah
numpang lahir di Purwokerto. Selanjutnya numpang tidur seminggu di Kebasen,
sebelum saya dibawa ke Jakarta sampai lulus SD. Nah, setelah itu saya ikut
eyang kakung dan eyang putri di Purwokerto hingga saya lulus SMA. Sebelum akhirnya
kembali ke Jakarta dan menetap di Bandung hingga saat ini. Jadi bisa dibilang,
saya sangat familiar dengan budaya juga bahasanya.
Saya sudah nulis sana-sini
tentang beberapa daerah di Indonesia, bahkan sampai daerah pelosok pedalaman
Kalimantan Selatan. Tapi nggak pernah sekalipun menulis tentang kampung
sendiri. Daripada dibilang durhaka, kacang lupa kulitnya, dan parahnya,
dibilang sombong karena lupa sama kampung halaman, here we go.
Purwokerto.
Orang sering memelesetkannya
dengan kata Puerto Rico. Katanya sih biar keren. Mungkin nggak banyak orang
yang sadar akan keberadaan kota ini. Bisa jadi karena Purwokerto merupakan
daerah perlintasan sebelum ke Yogyakarta, Semarang, dan ke kota besar lainnya
sehingga keberadaannya terlewatkan.
Sama nggak sih Purwakarta dengan
Purwokerto?
Jawabannya, TIDAK.
Purwakarta ada di Jawa Barat,
sedangkan Purwokerto di Jawa Tengah.
Kalau Purwakarta terkenal dengan
waduk Jatiluhur, Purwokerto mempunyai Bendungan Gerak Serayu. Sungai terbesar
di Jawa Tengah (Bangga dong :D)
Mayangsari
Icon Artis asli Purwokerto. Mungkin Mayangsari lebih populer
dibandingkan kota Purwokerto sendiri. Untuk lebih jelasnya, saya akan mengupas
tuntas tentang Purwokerto. Nggak tuntas-tuntas banget sih, karena saya juga
lupa-lupa ingat :D
Purwokerto merupakan kota
administratif dari Kabupaten Banyumas. Terletak di Selatan Gunung Slamet, dan
berbatasan dengan kabupaten Tegal dan kabupaten Pemalang di sebelah Utara. Di sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap, Sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes, dan Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Purbalingga. Beriklim panas, namun terdapat tempat di kaki Gunung
Slamet yaitu Baturraden, yang beriklim sejuk.
Mottonya “Purwokerto kota Satria”.
Satria sendiri merupakan kependekan dari Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah,
dan Aman. Memang benar, kota Purwokerto ini bersih. Makanya, beberapa kali juga
menyandang gelar kota Adipura.
Bahasa dan aksen orang-orangnya sangat
unik. Teramat sangat unik dan khas. Memang menggunakan bahasa Jawa, namun berbeda
intonasi dan pengucapannya. Karenanya, bahasa orang Purwokerto sering disebut Ngapak.
Saking khasnya intonasi, aksen, juga bahasa daerah Purwokerto, saya pun
langsung bisa memastikan jika bertemu dengan orang asli daerah ini. Buktinya,
saat saya hendak memberikan pelatihan di Jakarta, ada dua orang yang
menghampiri saya. Mereka bertanya dengan bahasa Indonesia. Namun hanya dengan
sekali mendengar mereka berdua bicara, saya pun langsung dapat memastikan kalau
kedua orang tersebut adalah peserta pelatihan dari Purwokerto. Dan ternyata
benar. Ketika saya melihat absen, mereka berdua memang berasal dari kota
Satria. Pokoknya, dengan bahasa apapun mereka bicara, saya pasti langsung bisa
menebaknya.
Makanan khasnya Mendhoan. Yaitu
tempe yang diiris tipis, dilapisi tepung, dibumbui, lalu digoreng setengah
matang (mendho kalau orang Banyumas bilang). Di Purwokerto ini bahkan
disediakan bahan baku mendhoan, yaitu tempe yang berbentuk persegi panjang dan
tipis, dan memang sudah dipersiapkan agar kita tidak memotong-motongnya lagi
sebelum mengolahnya. Di postingan mendatang, saya akan memberikan resep asli
mendhoan Purwokerto. Resep turun-temurun dari keluarga saya.
|
Mendhoan (Sumber : ngomongngapak.blogspot.com) |
|
Kripik Tempe Purwokerto (Sumber : jajanlagi.blogspot.com) |
Makanan khas lainnya yaitu kripik
tempe. Dari daerah manapun di Indonesia, nggak ada yang sanggup mengalahkan
lezatnya kripik tempe asli Purwokerto. Tidak ada. Saya bisa memastikan itu.
Kekhasan kripik tempe Purwokerto adalah bentuknya yang super tipis, dengan rasa
tempe yang gurih dan bumbu yang pas. Dulu saya sendiri heran, kenapa bisa tipis
seperti itu? Penasaran, saya pun jalan-jalan ke Pabrik Kripik tempe di daerah
Desa Tambaknegara, Rawalo, kabupaten Banyumas. Pabrik ini dikelola oleh home
industry, dan juga menggunakan alat-alat yang sangat sederhana. Mereka membuat
tempe dari kedelai, yang langsung dicetak dalam sebuah alat press khusus,
sehingga ukuran tempe pun menjadi sangat tipis. Kedelai diambil dari sumber
lokal, yaitu dari hasil pertanian masyarakat Banyumas.
Sroto. Sebutan orang Purwokerto
dan Banyumas untuk Soto. Makanan yang satu ini selalu dikejar para wisatawan
yang berkunjung ke Purwokerto. Rasanya khas dan lezat.
|
Sroto Sokaraja (Sumber : sotosokaraja.com) |
Eits...tunggu dulu. Di Purwokerto
memang banyak yang menjual Sroto lezat. Tapi aslinya, Sroto ini berasal dari
Sokaraja. Kota di sebelah Purwokerto, dan termasuk wilayah kabupaten Banyumas.
Sroto ini berbagai macam jenisnya. Ada Sroto kecik, yaitu Sroto dengan campuran
susu. Sroto bening. Pilihannya yaitu Sroto sapi atau Sroto Ayam. Yang pasti,
rasanya lezat.
Nopia. Kue kecil berbentuk bulat
yang isinya kacang hijau, coklat, dan kini sudah dimodifikasi dengan berbagai
rasa.
Gethuk Goreng Sokaraja.
Terkenalnya adalah “GETUK GORENG “ASLI” SOKARAJA H. TOHIRIN HASIL KARYA BP.
SANPIRNGAD TH. 1918.” Panjang banget kan namanya? Ada sekitar 7 kios yang
namanya seperti itu di sepanjang jalan Sokaraja. Namun saya juga nggak tahu
pasti yang paling enak Gethuknya yang mana. Hehehe...
Batik. Kota ini punya batik
lho...unik motifnya. Nanti di postingan berikutnya saya bahas juga soal Batik
Banyumasan.
Tempat Wisata.
|
Lokawisata Baturraden (Sumber : tripadvisor.com) |
- Purwokerto
terkenal dengan Lokawisata Baturraden. Sebuah tempat di kaki Gunung Slamet yang mempunyai
pemandangan indah dan udara yang sejuk. Anda bisa menemukan air dingin di
Pancuran 1, Air hangat di Pancuran 2, dan Air yang sangat panas di Pancuran 7.
Makin tinggi anda menempuh Pancuran, maka semakin tinggi pula suhu airnya.
- Gunung
Slamet. Gunung ini adalah Gunung berapi terbesar di Pulau Jawa, dan masih
aktif. Menaklukkan gunung ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi para pecinta
alam. Medannya yang sulit ditempuh, juga misteri yang menyelimutinya membuat
Gunung Slamet tak mudah untuk didaki. Butuh kesabaran dan kerendahan hati
tingkat tinggi untuk dapat mencapai puncaknya. Nggak percaya? Coba saja
sendiri.
- Bumi
Perkemahan Kendalisada
- Bendungan
Gerak Serayu
- Monumen
Sepoer
- Museum
Bank Indonesia
Universitas. The one and only general state university dan paling populer di Purwokerto, adalah Universitas Jenderal
Soedirman. Terletak di kawasan Utara Kota Purwokerto. Satu lagi Perguruan Tinggi negeri, yaitu UIN Walisongo Purwokerto, yang bernaung dibawah Departemen Agama. Kalau Universitas Swasta
banyak, sehingga tidak saya sebutkan satu persatu.
Transportasi. Di dalam kota tersedia angkutan umum (angkot) berwarna orange yang ditandai dengan berbagai huruf seperti E1, B1, B2, C1, C2, dan lain sebagainya. Huruf tersebut menandai tujuan/rute angkot. Namun untuk transportasi ke daerah kota di luar Purwokerto, maka banyak tersedia pilihan Bus di Terminal Bus Purwokerto.
Bagaimana menuju Purwokerto? Untuk menuju ke kota ini, anda dapat
menggunakan beberapa moda transportasi. Pertama menggunakan Bus atau Shuttle
Travel, dengan waktu tempuh sekitar 9-10 jam dari Jakarta, dan 7-8 jam dari
Bandung. Banyak Bus dan Shuttle Travel dari Jakarta dan Bandung dengan tujuan
ke Purwokerto. Tinggal pilih saja mau merek Bus atau Shuttle Travel yang mana.
Kedua, moda transportasi kereta api, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Hanya
saja, kereta api yang melintasi langsung Stasiun Purwokerto adalah Kereta di
Jalur Utara. Atau Kereta dari arah Jakarta. Sedangkan kereta dari Stasiun
Bandung (jalur selatan) hanya bisa singgah di Stasiun Kroya. Sekitar 2 jam
perjalanan dari Kota Purwokerto. Ketiga, menggunakan pesawat. Saya juga baru tahu
ada pesawat ke daerah ini dari supir taksi yang mengantar saya jalan-jalan di
Purwokerto. Susi Air terbang setiap hari dari Bandara Halim Perdana Kusuma
Jakarta ke Bandara Tunggul Wulung di Kota Cilacap dengan waktu tempuh sekitar 1
jam. Jika tujuan anda ke Purwokerto, maka butuh sekitar 1,5 jam lagi perjalanan
dari Bandara ini ke kota Purwokerto.
|
Bandara Tunggul Wulung Cilacap (Sumber : baqiberbagi.wordpress.com) |
|
Wah, sudah panjang lebar begini
postingan saya. memang nggak sampai 1001 hal seperti dicantumkan di judul, tapi
mudah-mudahan cukup memberikan informasi tentang kota Purwokerto. Mohon maaf
tidak dilengkapi dengan foto-foto yang menunjang karena saya tidak punya file
aslinya. Ketahuan jarang pulang kampung *_*
Kalau anda sedang dalam
perjalanan ke arah Semarang, Yogya, Solo, maupun ke kota-kota di Jawa Timur dan
kebetulan melintasi kota Purwokerto. Mampirlah barang sejenak. Menikmati
Mendhoan dan Sroto Sokaraja, atau membawa pulang Kripik Tempe, Nopia, Gethuk
Goreng, dan aneka snack khasnya sebagai camilan. Dijamin rasanya unik, juga
memanjakan lidah anda.
Purwokerto juga highly recommended buat anda yang ingin liburan di kota kecil yang nyaman. Jauh dari kebisingan kota, dan dengan harga yang sangat terjangkau. Baik dari transportasi, akomodasi, maupun kulinernya. Boleh dong promosi kampung sendiri...