Selain Aceh, ternyata Manggar
juga mendapatkan julukan Kota Seribu Warung Kopi. Rasanya memang pantas kota
ini mendapat julukan tersebut. Warung-warung kopi berjajar, dari mulai warung
kopi yang kecil, hingga yang berukuran besar dengan banyak meja dan kursi di dalamnya.
Di jalan masuk warung kopi, berdiri monumen megah yang berbentuk Teko, dengan
cangkirnya. Melambangkan kalau disini memang pusatnya kopi Manggar.
Monumen Kota Manggar |
Setelah puas mengelilingi
Belitung Timur, dalam perjalanan pulang saya pun singgah di salah satu warung
Kopi. Kami memesan satu porsi pisang goreng, segelas kopi Manggar, dan segelas
teh tarik. Namanya warkop Millenium, terletak di depan bangunan hotel apa gitu saya lupa.
Namanya Warkop Millenium |
Kopi Manggar memang punya citarasa tersendiri. Harumnya tidak begitu
menyengat, dan rasanya cocok sekali buat saya. Berbeda dengan kopi Aceh atau
Makassar yang keras dan berat, Kopi Manggar menawarkan rasa yang ringan, namun khas
sekali. Kalau buat saya, Kopi Manggar merupakan kopi terenak di Indonesia. No
offense ya, kembali lagi ke selera. Karena meskipun saya pecinta kopi, saya
nggak sanggup minum kopi yang terlalu berat seperti kopi Toraja, Takengon, atau
Ulee Kareng. Bahkan kopi Lampung dan kopi AAA dari Jambi pun masih terkesan
berat buat saya.
Ini dia tampilan Kopi Manggar :
Kopi Hitam khas Manggar dan Pisang Goreng |
Harga untuk satu cangkir kopi Manggar, Satu Porsi Pisang Goreng, dan Satu gelas teh tarik dibanderol IDR 30.000.
Saat ngopi-ngopi, saya mendapat BBM dari teman lama, Bisma. Dia teman kuliah saya dulu. Gara-gara saya update status, dia tahu saya sedang berada di Manggar. Terus teman saya ini bilang kalau di Manggar juga ada Kiki, teman saya satu jurusan. Sekarang bekerja di Dinas PU Belitung Timur. OMG...tadi padahal kantornya kelewatan. Tak berapa lama, Kiki mengontak saya. Duh sayang banget nggak bisa ketemuan karena Kiki masih di Kantor, dan masih lama pulangnya. Sementara saya juga takut kemalaman tiba di Tanjung Pandan. Akhirnya kami hanya bisa ngobrol via BBM deh.
Nggak apa-apa lah ya...yang penting tahu Kiki ada di Manggar. Jadi lain waktu, saya akan atur pertemuan dengannya.
No comments:
Post a Comment