Search This Blog

Saturday, August 17, 2013

Berkibarlah Merah Putihku





Masih ingat lagu itu?

Lagu yang membakar semangat, terutama buat kita para generasi muda Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Gombloh, dan pertama kali dinyanyikan oleh artis-artis musica pada tahun 1995. Tepat pada peringatan 50 tahun Kemerdekaan Indonesia. Saat itu saya masih kecil. Masih senang mainan petak umpet, petak jongkok, galahsin, egrang, dan muter-muter nyari sawah di Jakarta. Tapi setiap RCTI memutarkan video klip lagu itu, saya bakalan meninggalkan teman-teman sepermainan saya, dan cepat pulang kerumah. Saya tak peduli ketika seluruh teman SD mengolok-olok saya “sok cinta Indonesia”. Sungguh saya tak peduli. Karena saya sungguh-sungguh mencintai negeri ini.



Saking merasuknya lagu itu dalam hati, saya sampai berpedoman kalau sudah besar nanti, saya harus bisa mengamalkan isi syairnya. Demi merah putih, mari kita berusaha keras dalam bekerja. Karena menurut saya, satu generasi muda yang bekerja keras, jauh lebih baik daripada sepuluh senior yang pemalas dan suka mengeluh. Satu Guru tamatan SD di pedalaman jauh lebih berguna daripada SARJANA cumlaude yang pengangguran di kota Besar. Mari berusaha agar Jiwa dan Raga ini selaras dengan keanggunan khas Bangsa Indonesia. Bukan keanggunan dalam hal kecantikan diri, namun keanggunan dalam bersikap.



Kesantunan dan keramahan yang dibalut kejujuran dan integritas tentunya akan membuat bangsa lain segan pada kita.



Mari selalu berusaha agar jemari ini senantiasa menuliskan kharisma Indonesia tercinta dalam setiap kesempatan. Jika tak mampu melakukan sesuatu yang besar, minimal dengan tulisan kita bisa memberitahukan pada dunia tentang sisi Indonesia yang indah, yang unik budayanya, yang ramah masyarakatnya, yang eksotis alamnya, yang mengagumkan lautnya, yang memesona gunungnya, dan lepas dari segala sesuatu berbau politik di luar sana. Tak lupa, kita tampik segala pengaruh buruk dengan perisai IDEOLOGI PANCASILA.



Saya tak peduli dengan golongan yang mengecam buruknya pemerintahan negeri ini. Bukan karena saat ini saya bekerja untuk pemerintah, bukan sama sekali. Melainkan karena kebencian saya dengan TONG KOSONG NYARING BUNYINYA! Berkoar namun tak berbuat. Mencaci tapi ungkang-ungkang kaki. Mari kita konsisten agar kepal tangan ini menunaikan kewajiban sebagai putra dan putri bangsa. Kita lakukan apa yang bisa kita lakukan. Kita lakukan yang terbaik. Kita bantu apa yang bisa kita bantu. Kita permudah urusan yang bisa kita mudahkan. Kita sebarkan ilmu yang kita punya. Walaupun ilmu ini tak banyak, namun demi Tuhan, saya yakin ilmu tersebut akan dapat memberikan sesuatu yang berarti kelak. Tidak hanya untuk kita, tapi demi persatuan dan kesatuan Indonesia. Seperti filosofi pasir. Jika mereka sendiri, maka tak berarti. Jika mereka bersatu, maka pondasi yang kokoh pun akan berdiri.



Selamat ulang tahun negeriku. Usiamu memang belum setua negara-negara adidaya. Namun hingga saat ini kau selalu kubanggakan. Karena aku tahu, dengan luasnya wilayahmu, maka butuh waktu untuk menjadikanmu terintegrasi satu sama lain. Terperhatikan satu sama lain.

Tak peduli bagaimana orang mencacimu, kau tetap Indonesiaku. Yang senantiasa akan kujaga, kulindungi, dan kupromosikan sekuat aku mampu. Aku percaya kharismamu akan kembali menyatukan seluruh rakyat dalam naungan Merah Putih.



Dirgayahu Republik Indonesia,
MERDEKA!

No comments:

Post a Comment