Serbuan iklan dan gaya bintang-bintang luar negeri (baca : Korea, Jepang, China, Amerika) beberapa tahun belakangan ini memberi dampak besar buat perkembangan kehidupan dan pergaulan perempuan Indonesia. Betapa tidak, sekarang para cewek berlomba-lomba untuk jadi “putih”. Produk-produk pemutih pun bermunculan. Dari merek abal-abal sampai racikan dokter kulit ternama. Semua laris manis tanjung kimpul. Make-up, dari merek ece-ece sampai keluaran luar negeri kelas wahid, semua juga dirubung bak gula di tengah para semut. Mereka semua menjanjikan hasil yang *bervariasi pada setiap orang. Sengaja bintangnya ditaruh di paling bawah, dengan tulisan yang super kecil. Bahkan buat orang yang matanya awas pun, tulisannya susah kelihatan.
Sebagai orang marketing, saya sih cuma geleng-geleng kepala ketika melihat iklan-iklan itu. Bahkan ketawa ngakak waktu ada satu iklan kosmetik Indonesia yang mengusung slogan, “Putih langsat”. Demi membuktikan slogan tersebut, para wanita dari usia remaja, ibu-ibu, sampai nenek-nenek pun berlomba ingin kulitnya jadi putih langsat. Padahal namanya kulit asli wanita Indonesia kebanyakan adalah sawo matang. Kalaupun pingin putih, hasilnya nggak akan bisa seputih putri salju. Dan satu hal lagi yang BOHONG BESAR adalah...Mana ada putih langsat? Nih ya saya kasih tahu, Langsat adalah nama buah dari Asia Tenggara sebelah barat, yang warnanya kuning kecoklatan, hampir mirip dengan kulit orang Indonesia. Makanya, kalau orang yang agak “putih” versi Indonesia dibilang kuning langsat. Jadi, anda semestinya bisa menyimpulkan, istilah Putih langsat hanya buatan perusahaan semata. Demi mengecoh anda-anda sekalian wahai kaum wanita :D Nah, buah langsat sendiri memang bermanfaat untuk mencerahkan wajah. Mencerahkan lho ya...bukan memutihkan.
Sebagai orang marketing, saya sih cuma geleng-geleng kepala ketika melihat iklan-iklan itu. Bahkan ketawa ngakak waktu ada satu iklan kosmetik Indonesia yang mengusung slogan, “Putih langsat”. Demi membuktikan slogan tersebut, para wanita dari usia remaja, ibu-ibu, sampai nenek-nenek pun berlomba ingin kulitnya jadi putih langsat. Padahal namanya kulit asli wanita Indonesia kebanyakan adalah sawo matang. Kalaupun pingin putih, hasilnya nggak akan bisa seputih putri salju. Dan satu hal lagi yang BOHONG BESAR adalah...Mana ada putih langsat? Nih ya saya kasih tahu, Langsat adalah nama buah dari Asia Tenggara sebelah barat, yang warnanya kuning kecoklatan, hampir mirip dengan kulit orang Indonesia. Makanya, kalau orang yang agak “putih” versi Indonesia dibilang kuning langsat. Jadi, anda semestinya bisa menyimpulkan, istilah Putih langsat hanya buatan perusahaan semata. Demi mengecoh anda-anda sekalian wahai kaum wanita :D Nah, buah langsat sendiri memang bermanfaat untuk mencerahkan wajah. Mencerahkan lho ya...bukan memutihkan.
Buah Langsat |
Selanjutnya...pakailah produk XXX, maka kulit anda akan seputih wanita Jepang. Ya ampuuun...mau-maunya dibohongin lagi. Harusnya ngeri dong, kulit wajah kayak wanita Jepang, sedangkan kulit badan full wanita Indonesia, alias sawo matang. Belang dong namanya??? Main logika aja deh, orang Jepang emang udah putih dari sononya. Mau dikasih apapun tetap putih kulitnya. Jadi nggak ngaruh dia mau pake produk XXX atau YYY, maka kulitnya bakal tetep putih. Berlaku juga buat orang Indonesia. Mau digosok kayak gimanapun, kulit Indonesia akan balik lagi ke warna aslinya. Bayangkan saja ya, Ada cewek yang kulit wajahnya putih mulus tuh...terus tiba-tiba ada nyamuk nemplok di pipinya. Karena gatel, diteplak lah si nyamuk. Nah, saat tangan “meneplak” si nyamuk di pipi, terbukalah kedoknya. Wajah putih mulus beradu sama punggung tangan yang dekil bin hideung. Jadi kelihatan kan kulit aslinya? *Maksa.
Oke-oke, saya balikin lagi ke topik. Bermake-up dan melakukan perawatan boleh-boleh saja, asalkan tepat porsinya dan nggak membahayakan diri sendiri. Tuhan itu indah, dan menyukai keindahan. Namun satu hal yang perlu diingat, Tuhan juga memerintahkan kita untuk menjaga amanah yang diberikanNya. Maka jangan rusak apa yang sudah diberikanNya secara free, dengan menorehkan aneka obat Kimia, suntikan, dan memasukkan benda asing ke dalam tubuh, hanya demi kecantikan “versi manusia” semata. Lebih baik sibukkan diri dengan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Banyak belajar ilmu kehidupan. Banyak bergaul sama orang. Banyak melafadzkan doa, dan banyak berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Maka, meskipun kulit kamu nggak putih, InsyaAllah akan tetap bercahaya. Kecerahan hati nggak akan bisa dikalahkan oleh obat pencerah atau pemutih racikan dokter terhebat sekalipun di dunia ini. Nggak juga bisa dikalahkan oleh warna-warni make-up seharga jutaan bahkan ratusan juta rupiah. Karena kecerahan hati muncul dari jiwa-jiwa yang bersih. Jiwa yang senantiasa bersyukur dan tersenyum meskipun kesulitan menghimpit. Jiwa yang yakin bahwa sesungguhnya, setelah kesulitan, ada kemudahan.
Oke-oke, saya balikin lagi ke topik. Bermake-up dan melakukan perawatan boleh-boleh saja, asalkan tepat porsinya dan nggak membahayakan diri sendiri. Tuhan itu indah, dan menyukai keindahan. Namun satu hal yang perlu diingat, Tuhan juga memerintahkan kita untuk menjaga amanah yang diberikanNya. Maka jangan rusak apa yang sudah diberikanNya secara free, dengan menorehkan aneka obat Kimia, suntikan, dan memasukkan benda asing ke dalam tubuh, hanya demi kecantikan “versi manusia” semata. Lebih baik sibukkan diri dengan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Banyak belajar ilmu kehidupan. Banyak bergaul sama orang. Banyak melafadzkan doa, dan banyak berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Maka, meskipun kulit kamu nggak putih, InsyaAllah akan tetap bercahaya. Kecerahan hati nggak akan bisa dikalahkan oleh obat pencerah atau pemutih racikan dokter terhebat sekalipun di dunia ini. Nggak juga bisa dikalahkan oleh warna-warni make-up seharga jutaan bahkan ratusan juta rupiah. Karena kecerahan hati muncul dari jiwa-jiwa yang bersih. Jiwa yang senantiasa bersyukur dan tersenyum meskipun kesulitan menghimpit. Jiwa yang yakin bahwa sesungguhnya, setelah kesulitan, ada kemudahan.