“Mbak, sebenernya kerjaan mbak tuh apa
sih?”
Pertanyaan
yang satu ini adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan setelah, “Mbak sudah menikah?”
Kalau
saya disuruh menjawab, pastinya saya terdiam untuk beberapa jenak. Lebih sulit
menjawab pertanyaan tentang pekerjaan daripada menjawab soal status pernikahan.
Serius deh...Pekerjaan saya sebenarnya sederhana. Tapi karena banyak dan
dimana-mana eksis, makanya seringkali bikin orang bingung. Jangankan orang
lain. Mama dan Bapak saya juga bingung anaknya kerja dimana. Jam sembilan ada
di Bandung, jam dua belas di Jakarta, jam empat sore sudah di Medan, esok pagi
sudah di Jakarta lagi. Lanjut ke Ambon dan seterusnya. Tahu-tahu, besok lusa
pagi-pagi sudah berada di kelas. Bingung, kan?
Well...di
blog pribadi saya ini saya akan jelaskan pekerjaan saya. Semacam curriculum
vitae detil, tentang riwayat pekerjaan. Saya peringatkan sebelumnya, kalau postingan saya ini panjang banget. Butuh ketelatenan buat membacanya. Itupun kalau mau baca :)
Pekerjaan Sambilan Pertama.
Disebut
pekerjaan sambilan sebenarnya tidak tepat juga, soalnya saya hampir full time disini. Pekerjaan sambilan
saya yang pertama adalah sebagai Asisten Ahli Teknologi Informasi di bagian
Perencanaan, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Gedung D Dikti Kemendikbud
Dikti
selalu punya program yang disosialisasikan ke seluruh Perguruan Tinggi setiap
tahunnya. Dan saya bertugas mengajar para Rektor, Pembantu Rektor, Direktur, staf
pengajar (dosen), juga Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Negeri dan
Perguruan Tinggi Swasta seluruh Indonesia. Materi yang saya sampaikan adalah
tata cara bagaimana Perguruan Tinggi dapat mengembangkan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, baik melalui Rencana Strategis Perguruan Tinggi, Pemutakhiran
data Dosen, Perencanaan Beasiswa, Evaluasi Kinerja Dosen, maupun Integrasi
sistem informasi antar direktorat. Pokoknya semua berkaitan dengan pengembangan
Dosen dan Tenaga Kependidikan, dengan tujuan meningkatkan pendidikan, kemampuan,
dan kompetensi Dosen. Selain mengajar, saya juga menginput data, memastikan
data dari Perguruan Tinggi masuk tepat pada waktunya, mengolah data sehingga
dapat menjadi sebuah informasi, dan pada akhirnya data tersebut dijadikan
landasan kebijakan Presiden Republik Indonesia dalam penetapan anggaran (APBN)
pendidikan di tahun yang akan datang.
Pekerjaan
ini memungkinkan saya untuk mengelilingi Indonesia tercinta tanpa mengeluarkan
uang sepeser pun untuk transportasi dan akomodasi. Sekilas memang menyenangkan
dan mudah, bukan? Tapi kenyataannya, pekerjaan kami berat. Tim kami hanya
segelintir, sedangkan kami harus mengurusi seluruh Indonesia. Tidak tidur,
kelelahan, overload, adalah makanan biasa buat kami Tim Dikti. Tapi demi
negara, apa sih yang nggak?
Kota Lhokseumawe |
Universitas Cenderawasih, Jayapura |
Pekerjaan
ini juga memberikan saya pengalaman yang sangat berharga, yang tak bisa
tergantikan dengan uang sebanyak apapun. Pengalaman saya yang utama adalah,
ketika saya harus berhadapan dengan banyak orang. Berdiri di depan ratusan
orang terdidik dan berkedudukan tinggi di negeri ini. Padahal usia saya masih
sangat muda saat itu. Saya dituntut untuk beradaptasi cepat. Beda suku,
tentunya beda penanganan. Beda cara penyampaian. Awal-awal saya sempat merasa
stress, karena pada minggu pertama saya menghadapi orang Jawa, minggu
berikutnya saya menghadapi orang Ambon, selanjutnya saya menghadapi orang
Medan, Kalimantan, Palembang, dan Papua. Semuanya punya ciri khas tersendiri. Dan
saya benar-benar blank dengan budaya
mereka. Pepatah Dimana bumi dipijak,
disitu langit dijunjung adalah pedoman utama saya setelah berdoa pada Allah
SWT. Saya banyak belajar, sehingga akhirnya menemukan metode mengajar yang
tepat.
Jika
yang saya hadapi adalah orang yang masih muda, maka saya perlakukan mereka
sebagai teman.
Jika
yang saya hadapi adalah ibu-ibu atau bapak-bapak, saya memposisikan diri saya
sebagai seorang anak.
Jika
yang saya hadapi adalah orang yang sudah senior, maka saya memposisikan diri
sebagai cucu mereka. Logikanya, setinggi apapun posisi mereka di Perguruan
Tinggi, mereka pasti akan luluh pada cucunya, bukan? Begitupula jika saya
memposisikan diri sebagai anak, atau sebagai teman. Akan banyak sekali
pemakluman yang saya terima dari mereka. Jika saya salah, mereka akan
menjelaskan kebenarannya tanpa harus memarahi saya. Selain itu, penjelasan yang
saya sampaikan akan mudah diterima dengan lapang dada. Mereka tak merasa gengsi
dan digurui oleh saya. Itulah kuncinya beradaptasi. Apapun sukunya, darimanapun
mereka berasal, kalau porsi dan cara berkomunikasinya tepat, maka akan mujarab.
Alhamdulillah, hingga saat ini saya masih menjalin hubungan baik dengan semuanya.
Saya jadi punya banyak teman, sahabat, bahkan saudara, di seluruh nusantara. Intinya,
jika saya pergi ke suatu tempat di Indonesia, saya takkan takut tersesat. Karena
dimanapun bumi dipijak, ada orang yang saya kenal.
Disaat
saya mengalami kelelahan tingkat tinggi, Jet
lag disorder karena dalam satu minggu bisa empat kali penerbangan dengan
destinasi dan waktu yang berbeda, jauh dari keluarga, merelakan masa muda
dengan teman-teman sebaya, hiburan saya yang utama adalah, paling tidak saya
bisa berarti buat Bangsa Indonesia. Negara yang sangat saya cintai dan saya
banggakan, apapun keadaannya. Negeri tempat saya lahir yang harus saya bela dan
saya baktikan. Perjuangan tak harus dengan berkoar-koar di depan gedung DPR,
bukan? Saya, berusaha menepati janji almamater juga janji saya sebagai bagian
dari rakyat Indonesia, untuk dapat memberikan sumbangsih pada Bangsa ini.
Dengan mengamalkan ilmu yang saya punya. Dengan tenaga dan effort
sebesar-besarnya.
Pekerjaan Sambilan Kedua.
Konsultan
Energi.
Me and my wearpack |
Posisi
saya sebagai Public Relation. Atau dengan
kata lain, PIC (Person in Contact). Biasanya
saya yang bertugas sebagai penyelia antara perusahaan dengan klien. Juga perusahaan
dengan para tenaga ahli. Saya yang mengatur jadwal survey, pelaporan, dan juga
editing laporannya. Pada suatu saat saya juga dituntut untuk menuliskan dan
membuat profil energi suatu daerah. Profil ini berisi tentang lokasi, letak
geografis, kependudukan, potensi energi yang ada, juga ketersediaan energi yang
memungkinkan untuk dijadikan pembangkit. Saya biasa bekerja untuk Pertamina,
Dinas Pertambangan dan Energi, Kementerian ESDM, juga PT. PLN (Persero). Tak jarang
saya harus turun ke lapangan. Membaur dengan penduduk setempat supaya tahu
pasti keadaan yang sebenarnya di lapangan. Apa yang mereka butuhkan (khususnya
pasokan dan ketersediaan listrik) serta akses jalan. Selain itu, sesekali juga
saya turun ke field. Baik itu
Pertamina maupun PLN untuk melakukan proses audit energi. Saya harus mengenakan
seragam khusus untuk dapat memasuki area tersebut.
Bersama Tim PT. LAPI ITB dan Pertamina
(SP. Pondok Tengah, Bekasi)
|
Pekerjaan
ini juga memungkinkan saya mengelilingi Indonesia. Khususnya daerah pedalaman. Mengenal
kebiasaan masyarakat setempat, mengenal budaya dan khasanah Bangsa Indonesia
yang ternyata, sungguh kaya raya dengan keanekaragaman. Pekerjaan ini yang
mengimbangi hati saya antara kalangan atas, dengan kalangan bawah. Kalau di pekerjaan
sambilan pertama saya selalu dapat fasilitas nomor satu. Penerbangan kelas
satu. Maskapai kelas satu. Menginap di hotel mewah, makanan olahan chef
terkenal, dan restaurant kelas satu, Di pekerjaan ini saya dapat fasilitas apa
adanya. Makan di warung warga, jalan kaki, menginap di gubuk, mandi di sungai,
dan berkutat dengan kotoran sapi :D
Bercengkrama dengan penduduk Desa Karya Maju, Kalsel. |
Tapi
buat saya, sama menyenangkannya. Karena lagi-lagi, paling tidak saya bisa menorehkan arti buat
bangsa ini.
Pekerjaan Sambilan Ketiga.
Penulis
lepas di www.Inindonesiaku.com
Dari sekian banyak perjalanan saya, biasanya saya
abadikan dengan foto dan tulisan. Nah, tulisan-tulisan ini awalnya saya tulis
di blog pribadi. Namun lama kelamaan, seorang teman menyarankan agar saya menuliskannya
di media resmi. Supaya lebih banyak dibaca orang dan lebih banyak memberikan
manfaat. So, buat anda yang ingin mengetahui betapa cantiknya Indonesia, anda
bisa berselancar ke website di atas.
Pekerjaan Sambilan Keempat.
Owner
of Zhafira Boutique dan arumsilviani Boutique.
Deskripsi
kerjaannya jelas, JUALAN. Zhafira Boutique menyediakan aneka pakaian dan
aksesoris muslimah, sedangkan arumsilviani Boutique menjual aneka kain
nusantara, juga kebaya, gaun pesta, dan gaun pernikahan. Segmennya jelas,
bukan?
Batik Papua |
Songket Makassar |
Disini
saya juga mengamalkan ilmu marketing yang saya dapat di perkuliahan. Spesialisasi
saya di Brand Personality dan Customer Service. Sehingga saya berharap saya bisa
melayani para konsumen sampai mereka puas. InsyaAllah. Kelak saya akan
membekali diri dengan kemampuan menjahit, supaya saya bisa menangani pesanan
secara langsung, tak bergantung pada orang lain. Saya juga bisa mewujudkan
desain yang saya buat dengan tangan saya sendiri. sehingga menjadi gaun indah
dan pas di tubuh wanita Indonesia. Dengan mengusung keindahan kain nusantara.
Pekerjaan Sambilan Kelima.
Dosen.
Bisa
disebut dosen nggak yaa???
Sebenernya
dosen luar biasa. Atau, asisten dosen tepatnya. Di Jurusan Teknik Energi
Politeknik Negeri Bandung. Mata kuliah yang saya ampu adalah Kewirausahaan
Berbasis Teknologi Energi. Saya memandu dan memberikan bekal pada para
mahasiswa untuk dapat berwirausaha. Kelak, kalau mereka sudah punya bekal modal
yang cukup, saya harap mereka bisa berwirausaha. Karena pada dasarnya, wirausaha
adalah pekerjaan yang dimuliakan Allah. Ditengarai, 10 dari 11 orang yang
ditaksir masuk surga adalah pedagang. Selain itu, 9 dari 10 pintu rizki didapat
dari berdagang. Mengajar mahasiswa buat saya sudah mendarah daging. Melekat dalam
hati, merasuk sukma.
Presentasi di Kelas |
Belajar Jadi Technopreneur |
Kalau
boleh jujur, pekerjaan inilah yang paling saya cintai.
Selelah
apapun tubuh ini, seruwet apapun pikiran ini, jika saya sudah berdiri di depan
kelas, menatap para mahasiswa, semua kelelahan dan keruwetan pikiran saya
hilang seketika. Lenyap tak berbekas. Saya tak bercanda soal ini. Sungguh. Pekerjaan
menjadi dosen adalah pekerjaan yang sangat saya cintai. Saya tak mengejar uang
tentu saja. Karena dari pekerjaan lainnya alhamdulillah
kehidupan saya terpenuhi. Tapi hati saya hanya bisa penuh jika saya ada di
kelas. Tak pernah hati ini keberatan jika mahasiswa saya minta bimbingan. Jam berapapun,
dimanapun, sesulit apapun keaadannya, mereka adalah prioritas utama saya.
Pekerjaan Utama.
Sayangnya
saya belum punya.
Allah
belum mengizinkannya.
Pekerjaan
utama saya adalah menjadi seorang istri, juga jadi seorang ibu.
Karier
utama saya diatas karier saya yang lainnya.
Deskripsi
pekerjaannya jelas. Melayani suami, mendampinginya disaat senang maupun
susah, mendorongnya mencapai impiannya, dan memberikannya anak-anak yang shaleh
dan saleha.
Amin...
Mudah-mudahan tulisan diatas menjelaskan apa
sebenarnya pekerjaan saya. Banyak banget kan postingannya? Itulah yang membuat saya tak mudah menjelaskan pekerjaan saya pada orang lain.
Salam Cinta,
Arum Silviani