Jaman
kian berubah yaa...sekarang trend gaya hidup dan berbusana banyak yang
bergeser. Wanita sibuk berpakaian seperti laki-laki, celana jeans, kemeja,
dengan sepatu kets, rambut potong pendek, rancung pula. Well...nggak apa-apa
sih, selama sisi wanitanya masih menonjol, is okay. Tapi yang mengganggu adalah
jika sikapnya justru berubah menjadi kelaki-lakian. Alias macho.
Kalau
saya sendiri sih agak-agak risih gimana...gitu kalau lihat cewek berpenampilan
dan bergaya macho. Kayak yang menyalahi kodrat. Kalaupun mau tampil casual,
sebagai cewek tetap bisa kok tampil feminim. Atau ada sisi feminimnya.
Tadi
soal cewek. Nah, sekarang cowoknya. Hari gini, banyak cowok yang justru malah
merasa “jiwanya” cewek. Atau kalau saya bilang, lelembut. Temen saya bilang
lain lagi. Cowok Tomboy. Tampilan kaos Olga, celana pendek, sepatu crocs,
rambut dicatok “Korea”, jalannya melenggak-lenggok kayak di atas catwalk. Terus
ngomongya gini,
“Hai
Ciiin...apa kabar?”
“Susah
ya nek...”
“Eike
tadi beli jengkol. Mehong bo...”
Ya
gitu deh kira-kira. Bahasa alay, parfum yang baunya bisa kecium dari
jarak dua ratus meter, dan barang branded lainnya jadi trademark mereka. Aduh,
jaman benar-benar sudah edan. Segitunya jumlah cowok di dunia ini lebih sedikit
daripada jumlah cewek, masih juga dikurangi sama cowok tomboy, bencong, dan
gay. Pagi jadi Agus, malem jadi Monik. Siang jadi Yono, malam jadi Yuni. Peran
ganda.
Nggak
usahlah dikaitkan dengan agama. Dari segi estetika saja sudah aneh. Kalau mau
jujur, cewek macho dan cowok tomboy ini hanyalah korban dari pergaulan bebas.
Perilaku menyimpang, dan salah kaprah dalam menyikapi perubahan jaman. Awalnya
dianggap gaya-gayaan, selanjutnya ketularan, dan akhirnya kecanduan. Ujungnya, operasi
kelamin. Mengubah apa yang sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Menentang
takdir, menyalahi kodrat. Mereka punya masalah psikologis dan butuh
pertolongan, tapi ngakunya justru panggilan hati. Panggilan jiwa, supaya bisa
dianggap benar. Supaya bisa dimaklumi, dan akhirnya bisa diterima oleh
masyarakat. Padahal sejatinya, hanya mencari pembenaran diri karena dirinya
nggak mau mengembalikan masalah pada Yang maha kuasa. Nggak bisa menahan ujian
dan hasratnya. Nggak kuat iman.
Sorry
kalau kata-kata saya ada yang nyinggung kaum di atas.
No comments:
Post a Comment